Latest Post

Cinta Yang Lain

Written By Unknown on Rabu, 22 Mei 2013 | 02.18



Cinta Yang Lain

Cinta adalah fitrah tuhan yang di berikan kepada makluk yang paling mulia yaitu manusia namanya. Cinta memberikan angin segar bagi kehidupan manusia untuk terus bergerak untuk selalu memperbaiki diri. Setiap manusia pasti mendambakan yang namanya cinta sejati, siapapun tanpa mengenal status sosial.[1]

Setiap pasangan pasti mendambakan buah hati, sebab belum lengkap sebuah keluarga tanpa buah hati. Namun tak sema pasangan mendapat kesempatan ini. Hal ini terjadi karena pasti dibalik itu semua ada hikmahnya, bisa kita lihat ada sebagian orang yang bisa menerima kenyataan ini dengan lapang dada dan putus asa serta menyalahkan Tuhan.

Orang yang lapang dada dan tidak toh kenyataannya adalah begitu adanya. Kalau dilihat dari keduannya tentu yang paling baik adalah lapang dada menerima takdir Tuhan, toh bila putus ada kenyataanya begitu. Jadi alangkah baiknya menerima kenyataan dan mengolahnya menjadi sesuatu yang lebih baik lagi.

Masih banyak anak-anak yang terlantar akibat ekonomi maupun di abaikan orang tuanya, betapa panyak mereka tak pernah merasakan belaian kasih dan sayang orang tua bahkan tidak pernah tau siapa orang tua mereka. Merekalah yang memerlukan uluran tangan setiap manusia yang memiliki hati nurani, maka itulah ladang kita untuk melengkapi kegundahan hati dan melengkapinya dengan memberikan kebahagiaan kepada mereka yang membutuhkan terutama mereka yang tinggal di panti asuhan.

Demikianlah mungkin salah satu langkah terbaik untuk mengisi kekosongan hati seorang pasangan suami istri dengan berbagi kepada mereka yang membutuhkan.

Jodoh adalah takdir yang ditetapkan oleh Allah, siapa, bagaimana, dan kapan itu merupakan rahasiaNya. Kita hanya bisa berusaha untuk mencari jodoh kita dengan di sertai do’a agar jodoh kita nanti baik menuruk semua.

Ingatlah bahwa kita selaku manusia hanya wajib berusaha dan berdo’a, mengenai hasilnya itu merupakan hak absolute Tuhan.

 Jika kita berasumsi bahwa di balik usaha-usaha kita adalah diri kita sendiri, kita akan kecewa apabila hasilnya tidak sesuai dengan harapan-harapan kita. Kita sudah menjalankan semua perintah dan menjauhi larangan agama, tapi tetap saja musibah, cobaan, ujian tak mau menyingkir dari kita. Dan kitapun kecewa dengan menduga amalan-amalan kita bisa menyelamatkan kita dari itu semua.”

Tapi, jika kita benar-benar berserah diri kepada Allah, maka akan melihat kesatuan asal dan penyebab di balik setiap amalan dan cobaan. Kegagalan hanya akan di anggap sebagai peringatan untuk memperkuat kesadaran kita terhadap kehendaknya, rahmat, dan karunia Allah. Yakni dengan ikhlas menerima kehendak Tuha, dan melakasanakan perintah serta menjauhi larangan agama.

Tanpa ujian manusia tidak akan pernah meningkat derajatnya. Jadi setap manusia hidup pasti akan menemui ujian dan cobaan. Kegagalan sebagai wadah intropeksi diri agar menjadi lebih baik dari sebelumnya.
by.Muh_Maskur89


[1]Hadi, S. Khuli, “Lafazh-lafaz Cinta, novel dari Orang-orang Portitusi”, Jogjakarta: DIVA Press, 2008.

Berkaca Pada Cermin Rusak

Written By Unknown on Selasa, 14 Mei 2013 | 23.52



Berkaca Pada Cermin Rusak

Saya memiliki sebuah cermin yang terletak di kmar saya ia berbetuh segi empat. Setiap mau pergi kemana-mana saya selalu bercermin untuk melihat apakah rapi atau tidak, itulah rutinitasku setiap hari.

Cermin itu sudak aku pakai sejah setahun yang lalu, karena kesibukan sehingga aku tidak mengurusi keadaan cermin itu. Ia terabaikan dari rawatan tapi tetap terpakai untuk melihat diri.

Kini ia dalam kondisi yang mengenaskan, berawal dari debu sedikit yang menmpel di kaca lama-kelamaan menjadi banyak bahkan hanya sisa dedikita cermin yang bisa aku gunakan untuk sekedar merapikan diri.

Kini setiap mau pergi aku selalu meihat wajahku yang jelek tiap hari, hak ini tentu bertolak belakang dengan ketika awal mula aku membeli cermin itu. Yang dulu dengan jelas aku bisa melihat wajahku yang tampan ini, kini biarpun wajah tampat tetap saja jelek karena cermin yang aku gunakan adalah cermin yang kotor dan berkaratan bahkan hanya sedikit bagian saja yang bisa di gunakan.

Demikian pula dengan manusia yang pada awalnya terlahir dengan suci dan belum berdosa. Bayi yang baru lahir ibarat kertas putih yang kosong belum ada goresan apapun juga.

Menginjak dewasa kertas putih itu akan tergores tinta yang berbarengan dengan perbuatan manusia. Hal ini terjadi karena manusia hidup pasti memiliki kelemahan dan kekurangan sebagaimana Hati ibarat cermin, jika bersih maka cahaya ilahi yang masuk makin mudah dan membuat cermin makin bercahaya, jika cahaya itu di pantulkan maka makin banyak pula cahaya itu. Sehingga pantulan cahaya itu terrealisasi dalam kehidupan nyata. Yaitu dalam bentuk perbuat yang baik dan sesuai dengan petunjuk agama. 

Semoga kita bisa selalu membersihkan cermin dari debu-debu yang menempel agar tetap terjaga dari kebrsihan, demi kebaikan diri kita sendiri. Sebab, jika sedikit demi sedikit debu itu diabaikan akibatnya seperti cermin yang tak dibersihkan selama setahunan lamanya. itulah cermin ibarat hati.
                                                                                         by.Muh_Maskur89

Foto Kebanjiran


Berprasangka Baik Kepada Allah



Berprasangka Baik

Berfikir mengenai apa yang akan terjadi kedepannya amat mulia. Namun apapun yang telah di tetapkan tidak selamanya dapat kita laksanakan dan sesuai harapan bahkan bisa jadi tertunda.

Hidup manusia di dunia ini adalah anugerah dari Allah. Anugerah ini begitu besar sehingga manusia patut bersyukur terhadap anugerah ini. Cara bersyukur itu adalah dengan berterimakasih kepada Allah terhadap apa yang telah di tetapkannya.

Selaku manusia ciptaannya yang semua urusan dan ketetapan berada di tanggan-Nya. Jodoh, rizki, hidup bahkan mati manusia adalah ketentuan manusia. Itu semya ketetapannya yang tak dapat di abaikan oleh manusia.

Semua makhluk ciptaan Allah sudah mendapatkan ketetapannya masing-masing. Rizki itu pasti akan ada selama makhluk itu masih hidup. Seperti ulat yang berada di dalam bongkahan batu tetap hidup dengan izin Allah. Terlebih manusia yang sempurna.

Di antara makhluk ciptaan Allah yang lainnya, manusia adalah ciptaan yang paling sempurna. Segala hajat manusia telah tercatat di lauful mahfudz.

Namun demikian, manusia patut berusaha untuk menjalani hidup untuk kea rah yang lebih baik. Sabda Nabi yang mahfumnya adalah Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum jika ia tidak mau merubannya sendiri. Hal ini berarti manusia harus ada usaha untuk merubah hidupnya tanpa melupakan campur tanggan Allah yakni dengan berdo’a memohon ridha-Nya.

Ujian adalah pendamping hidup. Allah menjadikan ujian itu berdambpingan dengan manusia sebab manusia diberikan akal dan hati. Dengan dua hal inilah manusia bisa memilah dan memilih mana yang baik dan mana yang buruk. Ujian inilah yang akan mengangakat derajat manusia atau menjatuhkannya.

Ujian itu bisa berupa keurangan ataupun kelebihan. Ujian banyak harta, jodoh, kemalangan, dan lain sebagainnya itu sesuatu yang lumlah sebab itu semua ada pada kehidupan manusia.

Jang terpenting di sini adalah bagaimana menyikapi kelebihan dan kekurangan yang ada pada diri kita untuk menjadikan sebuah peluang kebaikan. Kelebihan harta jangan menjadikan angkuh, sombong, tidak mau berbagi dengan anggapan ini adalah jerih payah kita sendiri tanpan membaginya kepada orang lain. Demikian juga dengan kekurangan atau pas-pasan. Sebab manusia sangat terbatas akalnya akan kebesaran Allah terhadap apa yang terjadi pada diri kita, di sutu pasti aka nada rahasianya.

Semua orang tidak ada yang merasa cukup dengan hata yang di miliki. Jika punya motor maka inginya mobil dan seterusnya tanpa ada batasnya keculai maut yang bisa menghentikannya. Jika demikian sikap kita, itu malah menmbah beban sebab selalu merasa kurang. Alangkah baiknya jika kita melihat kebawah, ternyata masih ada orang yang lebih miskin, pendek, sehat dari kita.

Alangkah nikmatnya hidup jika mensyukuri nikmat yang telah kita terima. Dan jangan berprasangka buruk terhadap Allah, sebab Allah selalu menggingkan manusia itu baik. Maka dari itu selalu berharap dan berdo’alah kepada Allah apa saja yang menjadi hajad kita. Asalkan hajat kita itu baik ingsa Allah akan terkabul dan terlaksana. Jika demikian kita tinggal menunggu apa yang akan terjadi setelah kita berusaha, berdoa, dan menyerahkan sepenuhkeperluan hidup kita kepada Allah yang akan kita alamai.

Jadi tetaplah berfikir dan berprasangka baiklah kepada Allah terhadap apa saja tang telah, sedang dan akan kita alami semuannya kita serahkan kepada-Nya. Semoga kita menjadi orang yang beruntung yang mampu melewati ujian yang di siapkan oleh Allah.

                                                                          by.Muh_Maskur89

Hidup ini Perlu Usaha

Written By Unknown on Senin, 13 Mei 2013 | 19.12



Hidup ini Perlu Usaha

Minggu ini dalam mata kuliah Gerakan sempalan sebenarnya ada makalah, karena lain sebab pemakalah belum siap sehingga di tunda dua minggu kedepan. Dan perkuliahan dengan terpaksa di stop sebab tidak ada pembahasan yang di bicarakan untuk saat iini.

Dan minggu depan di ganti dengan Middel test, jadi untuk sementara diskusi di tunda minggu depannya lagi.

Alangkah malangnya jika setiap pemakalah demikian, padahal sudah jelas tugas yang di berikan. Tapi karena alasan banyak hal makalah terabaikan bahkan tidak tersentuh, namun kegiatan di luar kuliah sukses.

Padahal tugas utama seorang mahasiswa adalah study, ya walaupun masih ada tugas lain selain study sperti kegiatan ekstra kulikuler dan lain-lain. Memang tidak salah ikut aktivitas kampus selain kuliah, namun jika mengabaikan study dimana letak kemahasiswaan kita???

Dalam setiap mata kuliah pasti diberikan sebuah tugas oleh dosen pengasuh dan setiap mahasiswa sudah di beritugasnya masing-masing.

Selaku mahasiswa yang senjata utamanya adalah pena maka setiap tugas itu harus di catat. Kenapa? Karena otak kita tidak kuat dalam menginggat-ingat hal-hal yang kecil-kecil, dengan mencatatnya kita bisa mengingat kembali kapan tugas kita akan di presentasikannya.

Tugas itu bisasnya ada tengang waktu yang lama minimal 1-2 minggu kedepan. Waktu ini cukup lama. Dari bebrapa pengalaman, pemakalah pertama biasanya mereka siap untuk memaparkan makalahnya pada waktu yang telah di tentukan.

Namun, entah kenapa menginjak pemakalah selanjutnya ada saja yang terlambat bahkan bahan yang di siapkanya alakadarnya saja dan reperensi seadanya juga.

Sehingga timbul pertanyaan, Kenapa dalam waktu yang lama malah membuat manusia lalai bahkan mengabaikan dan bisa jadi tugas yang di tangungnya di lupakan?

Kemungkinan kita merasa bahwa tugas kita mudah dan bisa di kerjakan satu malam saja, padahal sudah kita ketahui bahwa pekerjaan yang di lakukan dalam waktu singkat tidak membekas dan tidak di pahami benar.

Demikian dengan hidup, dalam hidup kita tidak tau kapan waktu akhir kita. Jika sebagai pemakalah kita tau kapan majunya dan kapan kita mempersiapkan makalah itu. Lain lagi dengan hidup, kematian adalah suatu kepastian tapi kematian itu tidak ada yang tau kapan tibanya.

Untuk menyambut kematian itu kita harus bertindak sesuai dengan agama, sebab agamalah yang bisa menunjukkan jalan kebahagiaan dunia dan di akherat.

Dalam rentang waktu itu kita di berikan kesempatan baik untuk membuat makalah dan melaksanakan ajaran agama sebaik mungkin dan secara kontinyu yaitu berkelanjutan.

Itulah hidup, kita ini perlu mempersiapkan untuk hari selanjutnya. Perbuatan dalam selang waktu antara hidup saat ini dengan kematian sangat menentukan kehidupan kita selanjutnya. Sebab dunia ini adalah tempat dan ruang yang di sertai waktu untuk kita berbuat baik sesuai agama agar hidup baik dan bahagia.

Jadi, hidup ini jangan alakadarnya saja, seperti membuat makalah kebut semalah tentu hasilnya tidak memuaskan. Bahkan makalah itu tidak mungkin kita pahami dalam waktu itu saja dan bisa jadi coppy paste. Namun hidup itu perlu usaha dan do’a agar lebih bermakna dan berkesan sebab perbuatan yang kita lakukan ada balasanya.

                                                                                    by.Muh_Maskur89