Latest Post

Puisi “pagi yang Pingin”

Written By Unknown on Minggu, 16 Maret 2014 | 04.25



“pagi yang dingin”


Pagi ini terasa dingin
Ya, dingin bagaikan salju
Hinga menusuk tulangku
Membuatku malas bergerak
          Sebrkas cahaya samar-samar ku tangkap
          Sekilas namun jelas
          Sejelas langit itu tinggi
          Takkan pernah terjangkau jika aku malas bergerak
Seperti pagi ini
Udara dingin yang dapat membuatku terdiam
Terdiam dalam kelam
Di segei empat ku terduduk
          Kupaksa dengan sekuat tenaga
          Ya, sekuat tenaga yang ku punya
          Namun jika ku pikir-pikir,…
          Tenaga tak kan mampu, tanpa campur tangan Allah
Syukurku kuungkapkan dengan kata
Perbuatan bentuk takwa ku pada-Mu
Sungguh aku ini bagaikan debu,
ya, debu tanpa arti.

Jadikan aku hamba-Mu yang selalu ingat dan tuduk patuh tanpamu. Engkau Maha di atas segala Maha. Engkau tidak berhajad dengan siapapun. Aku inilah yang berhajad kepada-Mu. Terimalah, ampunilah, dan tutupilah segala dosa yang telah ku perbuat. Serta ridhailah aku hidup di dunia ini agar menjadi makhluk yang tidak menganiyaya diri sendiri dan orang lain.
Berilah kesabaran dalam hidup ini, ya, kesabaran dalam melaksanakan perintah dan menjauhi larangan yang engkau larang.Mengawali perbuatan baik itu mudah, sehingga aku memohon kepada mu berilah ketabahan dalam beribadah kepadamu ya Allah.

by.Muh_Maskur89

Jeritan Anak Jalanan


Anak Jalanan

 

Hiruk pikuk menghiasi aktivitas di pagi pasar minggu ini. Tenda-tenda berdiri tersusun rapi, disana sini pedagang menjajakkan dagangannya. Hilir-mudik pengunjung pasar mencari barang kebutuhan. Ada yang jualan wadai, pakaian, mainan, koran, elektronik bahkan obat-obatan serta masih banyak lagi yang lainnya.

 

Terlihat dari kejauhan ada kerumunan orang. Kerumunan itu adalah ada seorang pengamen cilik yang mahir memainkan gitar dengan suara yang merdu. Pengamen itu menyanyikan sebuah lagu "bukan aku yang dulu, karya tegar". Lagu itu saat ini lagi populer bahkan penyanyinya sudah masuk tv. Mugkin dengan harapan nasibnya semujur yang di alami tegar.

 

Ku yang dulu bukanlah yang sekarang, dulu di tendang sekarang di sayang”. Itulah sekilas lirik dari bukan aku yang dulu. Demikianlah harapan setiap manusia hidup agar di sayang, di hormati dan di perhatikan. Itulah ungkapan hati anak jalanan yang hidup kurang atau bahkan tidak mendapatkan kasih sayang dari keluarganya.

 

***

By.Muh_Maskur89

Kebahagiaan Sebuah Keluarga


"Kebahagiaan Sebuah Keluarga"

 
Siapa sih yang tidak kepengen bahagia, tentu semua orang menginginkannya. Jalan untuk mencapai kebahagiaan itulah yang orang malas menempunhya, sebab jalan untuk mencapai kebahagiaan itu sangat panjang dan penuh dengan cobaan.
Sebuah keluarga merupakan kumpulan orang yang terkumpul karena factor keturunan. Ya, factor keturunan namun ada juga factor lain tapi yang lebih mengikat adalah keturunan.
Cobaan merupakan hal yang memang harus ada sebab, jika tidak ada cobaan berariti mati. Cobaan hanya di berikan kepada manusia yang hidup. Setiap cobaan tidak akan lepas dari kemampuan manusia itu sendiri, sebab Tuhan tidak akan menguji umatnya di luar batas yang di miliki oleh manusia.
Ingatlah firman Allah dalam al-Quran surah al-Baqarah ayat 286 yang maksudnya adalah,  “Allah tidak akan membebani umatnya di luar kemampuannya.” Dan ingatlah bahwa setiap perbuatan yang di lakukan apapun itu pasti akan kembali kepada manusia yang melakukan, jika berbuat kebaikan maka kebaikan yang akan di terima dan sebaliknya jika berbuat kesalahan maka siksalah yang akan di terima.
Selanjutnya adalah bahwa manusia adalah mahluk yang lemah dan penuh salah dan nista, oleh sebab itu patutlah bagi manusia yang hidup untuk selalu memohohon ampun terhadap kealahan yang di perbuat agar tidak di ulangi lagi dan berusaha sekuat mungkin untuk meninggalkannya. Sunguh Tuhan menyukai orang yang bertaubat.
Berserahlah diri kepada Tuhan jika mendapat masalah, sebab Tuhan tidak pernah tidur dan melupakan umatnya. Apa yang di minta pasti di kabulkan. Dan Tuhan mendengan segala keluh kesah yang di adukan manusia.
Perlu ingingat bahwa setiap masalah pasti ada solusinya dan setiap masalah juga pasti ada hikmahnya.
Orang hidup pasti ada masalah, setiap persoalan itu tergantung cara melihatnya. Jika melihat masalah itu rumit, sulit dan susah maka akan susahlah masalah itu demikian pula sebaliknya. Apa bila sikap optimis dalam menghadapi masalah dengan harapan bisa menyelesaikannya maka akan mudah untuk menyelesaikan masalah itu.
Sebuah keluarga merupakan sekumpulan manusia yang terdiri dari Ayah, Ibu, Anak, Kaken, Nenek, dan seterusnya. Sebuah keluarga yang bahagia tidak terlepas dari ujian dan cobaan.
Sebuah keluarga di katakana Sakinah, Mawadan Wa Rahmah bukan terjadi dengan sendirinya itu semua memerlukan proses yang panjang dan waktu yang lama. Sehingga melahirkanlah keluarga yang penuh kebahagiaan, keluarga yang dipenuhi cinta kasih dan saling merbagi kepada yang lainnya.
Sungguh keluarga akan di katakana keluaga yang bahagia adalah keluarga yang saling mengisi dalam kekosongan, salaing merbagi dalam kesulitan dan saling mendukun dalam menyelesaikan masalah.
Berkumpul dengan keluarga merupakan hal yng terindah. Mari kita bayangkan jika ada sebuah keluarga yang egois dan saling mementingkan dirinya sendiri untuk kerjalah atau apapun itu, sehingga melupakan akan pentingnya keharminisan sebuah keluarga.
Jadi, bagi kita semua yang masih memiliki keluarga manfaatkan waktu sebaik mungkin untuk berkumpul dengan keluarga sebab penyesalan tidak di depan tapi di pengujung dari perbuatan yang di lakukan.

by.Muh_Maskur89

Puisi "Cinta di Sebrang Jalan"



Cinta di Sebrang Jalan


Senyummu mengetarkan jiwaku,
Prilakumu amat angun, seangun mmukamu
Rautmu wajahmu berseri-seri setiap saat,
Aku hanya bisa mengagumimu dari ujung jalan,
Yang melihat dari kejauhan,
Untuk berbicara pun tak ada kemampuan,
Ketika berada di dekatmupun aku tak karuan,
Mau memulai percakapan darimana pun aku tak ngerti,
Engkau terlihat selalu ceria setiap saat,
Aku tak tau semua tentangmu,
Aku hanya tau sedikit tentangmu,
Aku hanya bertanya-tanya dalam hati,
apakah aku bisa bagian mengisi sebagian kecil tempat kosong di hatimu,
Atau kah kamu sudah memiliki orang yang sepesial di hatimu,?
Jika sudah, maka do’aku untukmu semoga kamu bahagia bersamanya,

Lagi-lagi aku tak memiliki keberanian untuk mengungkapkan isi hatiku ini,
Aku selalu menjaga cinta dalam hati,
Cinta alami yang Allah tumbuhkan dalam hati ini,
Mungkinkah ini cinta ,….
Aku sendiri bingung,…
Bingung harus bagai mana,???
Biarlah aku dan Allah yang tau tentang perasaan ini,
Sebab Allahlah tempat penyimpan dan peyelesai rahasia.

by. Muh_Maskur89

Kapuhunan”, Kepercayaan Dinamisme Dalam Masyarakat Etnis Banjar

Written By Unknown on Jumat, 14 Maret 2014 | 03.29



“Kapuhunan”, Kepercayaan Dinamisme Dalam Masyarakat Etnis Banjar"


Mungkin dalam benak anda agak bertanya-tanya, Apa sih “Kepohonan” ? Dalam masyarakat Kalimantan tentu kata-kata itu tidaklah asing ditelinga. MUngkin bagi mereka ada yang malah merinding mendengarnya. Dalam bahasa Banjar, sebenarnya tidak ada kata “Kepohonan” tetapi yang ada adalah “Kapuhunan”. Huruf “e”=”a”, huruf “O”=”u”. Yah, itulah pelafalan huruf dalam bahasa Banjar yang mendominasi bahasa di Kalimantan, khususnya Kalimantan Selatan, Tengah dan sebagaian Kalimantan Timur. Namun nama ini juga memiliki nama “kemarawaan”.

Dulu ketika saya masih kecil, saya sering di beritahu oleh kawan-kawan saya, kalau ada orang yang menawari makan maka jangan pergi dulu, nanti kena kecelakaan atau musibah dan ini sering di sebut dengan “kepuhunan”.

Begitu pun jika kita bertamu ke tempat orang lain, kebetulan di rumah itu sedang makan, dan kita ditawari namun menolak, biasanya kita disuruh mencicipi agar tidak “kapuhunan” walaupun tidak makan banyak.

Istilah “kapuhunan” yang merujuk kepada pohon ini, merupakan kepercayaan turun temurun yang masih dipegang hingga kini oleh sebagian masyarakat dalam budaya di berbagai etnis, khususnya dengan orang banjar. Kapuhunan, diperkirakan berasal dari kepercayaan dinamisme, disebut juga dengan nama preanimisme, yang mengajarkan bahwa tiap-tiap benda atau makhluk mempunyai daya dan kekuatan.

Meski etnis Banjar mayoritas memeluk agama Islam, kepercayaan terhadap “kapuhunan” atau kepohonan ini masih belum hilang. Dulu semasa masih anak-anak, di kampung saya sering melihat ada orang yang menaruh semacam sesaji dibawah pohon besar, atau sesaji ditempatkan di sejenis nampan terbuat dari rotan atau pandan, digantung di dahan pohon. Dan orang-orang yang melewati pohon besar itu pun selalu permisi dengan berkata, “datu, umpat lalu lah anak cucu”, artinya; “datuk, anak cucu permisi lewat.”
“Kapuhunan” merupakan suatu kejadian yang terjadi ketika seseorang  dalam tubuhnya dirasuki atau dimasuki atau diganggu oleh makhluk halus penunggu pohon tertentu sehingga menyebabkan orang tersebut bertingkah laku tidak sewajarnya. Sementara “Kapuhunan” itu sendiri terjadi bukan dengan kehendak orang tersebut atau dengan dibuat-buat, melainkan terjadi dengan unsur ketidak sengajaan dan andaikan orang yang bersangkutan boleh memilih, maka tentu akan jatuh pilihan tersebut pada kata Tidak !!!
Dulu Kalimantan terkenal dengan hutannya, secara otomatis banyak sekali pohon-pohon besar yang tumbuh dan berkembang. Nah, dari sekian banyak pohon tersebut ada berbagai jenis pohon tertentu yang diyakini dihuni oleh bangsa makhluk halus, terutama pohon yang besar, rindang sehingga terlihat agak angker. Namun sekarang keeadaan tersebut sepertinya sudah agak bertolak-belakang karena sudah banyak pohon-pohon yang besar ditebangi untuk keperluan tertentu, sehingga yang tertinggal sekarang adalah sebagian besar pohon-pohon yang kecil saja. Tetapi walaupun demikian, “Kapuhunan” tidaklah ikut terkikis, hilang seiring dengan habisnya pohon-pohon besar yang ditebangi. “Kapuhunan” tetap diyakini sebagai suatu gejala yang timbul dari alam sebelah, dan hal itu masih eksis sampai sekarang. Apalagi hal itu diperkuat oleh pernyataan “orang pintar” yang dikenal dalam bahasa Banjar dengan sebutan “Pananamba” atau Paranormal ketika mengobati pasiennya sang Paranormal mengatakan paling mudah untuk difahami masyarakat adalah sakit karena “Kapuhunan”. Susah juga untuk tidak mempercayainya, karena dalam prakteknya banyak masyarakat yang sangat awam pengetahuannnya tentang alam sebelah . Bahkan dalam faktanya keganjialn -keganjilan yang terjadi pada pasien ketika diobati Paranormal akan segera sembuh. Namun mungkin “Kapuhunan” dalam hal ini menurut saya, dalam dimensi waktu telah mengalami pergeseran, perkembangan  makna.
Perkembangan makna seiring dengan tingkat kehidupan dewasa ini. Contoh konkrit apa yang saya katakan adalah ketika kita bertamu ke rumah tetangga, kerabat atau teman kita di Kalimantan ketika disuguhi minuman atau makanan. Maka ketika kita tidak memakan atau meminumnya, secara spontan akan keluar kata-kata “Nanti Kapuhunan”. Maksudnya adalah, kalau tidak dimakan nanti bisa kenapa-napa, bisa terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Padahal kalau kita fikir-fikir, apa kaitannya ? Mungkin paling tidak kita disuruh menghargai orang yang sudah menyuguhi kita makanan dan minuman tersebut. Yah..tapi itulah keyakinan yang masih sampai sekarang dipegang oleh warga masyarakat Banjar dan sekitarnya secara khusus. Budaya !! Sudah Tradisi !!

by.Muh_Maskur89