Home » » Sawah Gelap Gulita

Sawah Gelap Gulita

Written By Unknown on Kamis, 19 Februari 2015 | 23.51


Sejauh mata memandang terbentang hamparan sawah dengan padi yang menguning, menguning menandakan akan segera dipanen untuk menikmati hasilnya.

Betapa indah dan sejuknya mata melihat pemandangan ini. Tentram, damai seperti berada di kampung halaman nan jauh disana. Suasana kampung yang masih kental tidak hentinya dari ini memalingkan dari kampungku sendiri, emm ingin sekali rasanya untuk mengakhiri masa pendidikan di negeri orang ini.

Masih banyak lagi persolan yang harus diselesaikan dan di hadapi untuk diselesaikan agar bisa pulang walaupun meleset dari target yang di tentukan.

Untuk saat ini memang mata dan hati terasa tenang berada di kondisi yang damai dan penuh dengan kesejukan.

Banyu kurang lebih sama warnanya, bedanya di sini adalah banyu kali sedangkan dikampungku banyu sumur. 
Disini mandinya langung becebur di sungai tanpa susah payah menimba air untuk siram. Walaupun sedikit terasa asin tapi tetep terasa segar untuk membersihkan badang yang begetah ini.

Berkeliling kampung, tentu tidak seluruhnya. Menjelang sore ibu-ibu duduk di serambi rumah entah apa yang di bicarakan. Sekedar ngobrol atau ngerumpi atau bahkan begosip. Em. Untuk masalah yang satu ini sudah menjadi kebiasaan jika ibu-ibu sedang berkumpul melepas lelah seharian berkutat di sawah.

Malam terasa mencekam, gelap menyelimuti sawah-sawah yang indah dan sejuk bagi mata yang memandangnya di siang hari, kini gelap gulita seolah-olah jika terus menerus memandangi kepadang gelap kita akan menagkap sesosok makhluk lain, emm membuat bulu kuduk ini merinding di buatnya.

Sebenarnya yang mensugesti kita adalah pikiran kita sendiri, dan identik dengan hantu sebab hatu menyukai tempat yang gelap-gelap.

Renget, merupakan salah satu binatang kecil yang gigitannya jauh lebih pedas dan terasa di bandingkan dengan nyamuk. Renget inilah yang selalu menemani masyarakat dikala siang maupun malam, sehingga menjelang tidur mereka tidak terlepas dari 3Roda dan kelambu. Dengan ini istirahat akan terasa sempurna setelah seharian beraktifitas di sawah dari ganguan yang namanya rengit.

Embun pagi telah menghiasi sawah-sawah warga. Gelap mencekam telah lenyap dan diganti mentari pagi yang sejuk. Mentari yang selalu ditunggu dan dinanti bagi segenap makhluk hidup di bumi ini.

Pagi yang sejuk ini mengantarkanku kembali kekota untuk mencari rizki yang Allah yang tersebar dimana saja bagi yang ingin mencarinya. Hidangan telah tersedia dengan rapi siap untuk disantap. Telor dadar, sambal, ikan kering, dan daun singkong rebus (kulub) itulah lauknya. Lagi-lagi aku diingatkan kembali kampung halamanku dengan menu makanya. Em, makasih Acil jamuannya sangat memuaskan dan pengalaman ini tidak akan pernak akan terlupakan dalam sejah aku merantau di kampung orang.


emm, nikmat rasanya,
Masakan kampun lebih nikmat di makan sambil menikmati indahnya alam,


Kali ini aku sudah berada di kost kediamanku selama belajar di Banjarmasin, makasih kawan refresing kekampung qm membuat sedikit refres kembali otak yang penuh dengan pikiran-pikiran yang tidak karauan entah melayang kemana, kini sedikit demi sedikit kembali terajut dan kembali pulih walaupun masih ada saja yang tidak sempat terjangkau ataubahkan terlupakan atau memang sengaja aku melupakan, semoga selalu di Ampuni oleh Allah.

Terimakasih atas Rahmat dan Hidayah yang telah Engkau berikan kepada kami, Ridhai kami selama menuntut ilmu di negeri Seribu Sungai, serta berkahilah kami,. amin.

Bjm. 06-08-2014
Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar