“Kapuhunan”, Kepercayaan Dinamisme Dalam Masyarakat Etnis Banjar"
Mungkin dalam
benak anda agak bertanya-tanya, Apa sih “Kepohonan” ? Dalam masyarakat
Kalimantan tentu kata-kata itu tidaklah asing ditelinga. MUngkin bagi mereka
ada yang malah merinding mendengarnya. Dalam bahasa Banjar, sebenarnya tidak
ada kata “Kepohonan” tetapi yang ada adalah “Kapuhunan”. Huruf “e”=”a”, huruf
“O”=”u”. Yah, itulah pelafalan huruf dalam bahasa Banjar yang mendominasi
bahasa di Kalimantan, khususnya Kalimantan Selatan, Tengah dan sebagaian
Kalimantan Timur. Namun
nama ini juga memiliki nama “kemarawaan”.
Dulu ketika saya masih kecil, saya sering di beritahu oleh
kawan-kawan saya, kalau ada orang yang menawari makan maka jangan pergi dulu,
nanti kena kecelakaan atau musibah dan ini sering di sebut dengan “kepuhunan”.
Begitu pun jika kita bertamu ke tempat orang lain, kebetulan
di rumah itu sedang makan, dan kita ditawari namun menolak, biasanya kita
disuruh mencicipi agar tidak “kapuhunan” walaupun tidak makan banyak.
Istilah “kapuhunan” yang merujuk kepada pohon ini, merupakan
kepercayaan turun temurun yang masih dipegang hingga kini oleh sebagian masyarakat
dalam budaya di berbagai etnis, khususnya dengan orang banjar. Kapuhunan,
diperkirakan berasal dari kepercayaan dinamisme, disebut juga dengan nama
preanimisme, yang mengajarkan bahwa tiap-tiap benda atau makhluk mempunyai daya
dan kekuatan.
Meski etnis Banjar mayoritas memeluk agama Islam,
kepercayaan terhadap “kapuhunan” atau kepohonan ini masih belum hilang. Dulu
semasa masih anak-anak, di kampung saya sering melihat ada orang yang menaruh
semacam sesaji dibawah pohon besar, atau sesaji ditempatkan di sejenis nampan
terbuat dari rotan atau pandan, digantung di dahan pohon. Dan orang-orang yang
melewati pohon besar itu pun selalu permisi dengan berkata, “datu, umpat lalu
lah anak cucu”, artinya; “datuk, anak cucu permisi lewat.”
“Kapuhunan” merupakan
suatu kejadian yang terjadi ketika seseorang dalam tubuhnya dirasuki atau
dimasuki atau diganggu oleh makhluk halus penunggu pohon tertentu sehingga
menyebabkan orang tersebut bertingkah laku tidak sewajarnya. Sementara
“Kapuhunan” itu sendiri terjadi bukan dengan kehendak orang tersebut atau
dengan dibuat-buat, melainkan terjadi dengan unsur ketidak sengajaan dan
andaikan orang yang bersangkutan boleh memilih, maka tentu akan jatuh pilihan
tersebut pada kata Tidak !!!
Dulu Kalimantan terkenal
dengan hutannya, secara otomatis banyak sekali pohon-pohon besar yang tumbuh
dan berkembang. Nah, dari sekian banyak pohon tersebut ada berbagai jenis pohon
tertentu yang diyakini dihuni oleh bangsa makhluk halus, terutama pohon yang
besar, rindang sehingga terlihat agak angker. Namun sekarang keeadaan tersebut
sepertinya sudah agak bertolak-belakang karena sudah banyak pohon-pohon yang
besar ditebangi untuk keperluan tertentu, sehingga yang tertinggal sekarang
adalah sebagian besar pohon-pohon yang kecil saja. Tetapi walaupun demikian,
“Kapuhunan” tidaklah ikut terkikis, hilang seiring dengan habisnya pohon-pohon
besar yang ditebangi. “Kapuhunan” tetap diyakini sebagai suatu gejala yang
timbul dari alam sebelah, dan hal itu masih eksis sampai sekarang. Apalagi hal
itu diperkuat oleh pernyataan “orang pintar” yang dikenal dalam bahasa Banjar
dengan sebutan “Pananamba” atau Paranormal ketika mengobati pasiennya sang
Paranormal mengatakan paling mudah untuk difahami masyarakat adalah sakit
karena “Kapuhunan”. Susah juga untuk tidak mempercayainya, karena dalam
prakteknya banyak masyarakat yang sangat awam pengetahuannnya tentang alam sebelah . Bahkan dalam faktanya keganjialn
-keganjilan yang terjadi pada pasien ketika diobati Paranormal akan segera
sembuh. Namun mungkin “Kapuhunan” dalam hal ini menurut saya, dalam dimensi
waktu telah mengalami pergeseran, perkembangan makna.
Perkembangan makna
seiring dengan tingkat kehidupan dewasa ini. Contoh konkrit apa yang saya
katakan adalah ketika kita bertamu ke rumah tetangga, kerabat atau teman kita
di Kalimantan ketika disuguhi minuman atau makanan. Maka ketika kita tidak
memakan atau meminumnya, secara spontan akan keluar kata-kata “Nanti
Kapuhunan”. Maksudnya adalah, kalau tidak dimakan nanti bisa kenapa-napa, bisa terjadi sesuatu yang tidak
diinginkan. Padahal kalau kita fikir-fikir, apa kaitannya ? Mungkin paling
tidak kita disuruh menghargai orang yang sudah menyuguhi kita makanan dan
minuman tersebut. Yah..tapi itulah keyakinan yang masih sampai sekarang
dipegang oleh warga masyarakat Banjar dan sekitarnya secara khusus. Budaya !!
Sudah Tradisi !!
by.Muh_Maskur89
Pokervita - Deposit Pulsa PKV | Judi Deposit Pulsa PKV | Deposit Via Pulsa | Deposit Via Pulsa PKV
BalasHapusKenapa Harus Daftar Di Pokervita Agen PKV Deposit Pulsa Pertama
karna di Pokervita memberikan rating kemenangan tertinggi
Dan yang tak ketinggalan Pokervita menerima deposit via pulsa loh!
Pokervita Menerima Deposit Via GO-PAY
deposit via Go-Pay
deposit via pulsa
judi ovo indonesia
bonus turnover terbesar
situs judi online terpercaya
bonus referral terbesar
poker depo pulsa
capsa depo pulsa
aduq deposit pulsa
domino deposit pulsa
deposit via telkomsel
deposit via xl
Whatsapp Daftar Deposit Pulsa Alfamart
Livechat PKV Deposit Pulsa