Home » » INFO BUKU "Rumah Debu"

INFO BUKU "Rumah Debu"

Written By Unknown on Sabtu, 16 Maret 2013 | 19.56


INFO BUKU

  
Judul                      : Rumah Debu
Penulis                   : Sandi Firly
Penerbit                 : Tahura Media
Tebal                      : 222 halaman
Harga                     : Rp. - ;

Hubungan kehidupan santri, guru, dan kekuasaan

Pertama membaca novel asli karangan orang banjar sangat luarbiasa, sebab tidak hanya orang ibu kota saja yang bisa menulis namun orang daerah pun bias menulisnyn. Buktinya adalah dengan terbit sebuah novel dengan judul “Rumah Debu” yang mendapat kesempatan masuk sebagai novel terbaik dari beberapa novel lainya serta bisa di katakana Best Seller khususnya di Propinsi Kalimantan selatan.

Kesan pertama ketika membaca novel Rumah Debu kental sekali dengan kehidupan pesantrenya. Sebagian tokoh yang di angkat dalam novel ini adalah orang-orang pesantren. Selain itu lokasinya pun merupakan salah satu tempat yang sebagian orang memberinya julukan kota santri yaitu Martapura. Di dalam novel ini membicarakan pula mengenai kehidupan seorang pengusaha batu bara.

Dari cerita-cerita itu, penulis novel ini seperti ingin menunjukkan kesaling hubungan ketiganya dalam membentuk suatu alur kisah kehidupan masyarakat di dalam novel.

Secara garis besar, novel Rumah Debu mengangkat tema seputar lingkungan pesantren yang sangat kental dengan tokoh agama yang bernama Guru Zaman, selanjutnya pengusaha tambang yang sangat kaya yang memiliki seorang anak wanita yang angun, cantik, dan manis, selanjutnya dengan tokoh yang di sebut sebagai memiliki kekuatan yang hebat dalam bahasa banjat di sebut dengan Tacut.

Di dalam novel ini penulis membaginya menjadi tiga bagian, pertama adalah Rozan yang ingin melepaskan dirinya dari belengu atau kehidupan pesantren yang sangat menggangunya. Novel ini memceritakan perjalanan hidup

Rozan dari pesantren hingga ia sampai di sebuah desa yang sunyi sepi yang ada hanyalah rumah yang di selimuti banyak debu bagaikan rumah tanpa berpenghuni. Dia adalah anak seorang pimpinan pondok pesantren dan dia salah satu santri yang menetang ayahnya.

Ketika ia bertemu dengan seorang yang bernama Guru Zaman yang terkenal dengan ustadz yang amat di hormati orang-orang di sekitarnya, termasuk di kalangan para preman. Ustadz Zaman juga di percaya oleh Pak Ismail sebagai guru pengajar anaknya.

Guru Zaman memiliki pengetahuan agama yang cukup luas serta ia juga menjadi seorang pendamai jika terjadi masalah di lingkungannya. Hal ini terbukti ketika Pak Ismail mengirim surat kepada Guru Zaman untuk meredam emosi warga setelah peristiwa tertabraknya seorang warga oleh salah seorang sopir truknya.

Tentu, Pak Ismail berkata demikian karena tidak ingin usahanya bangkrut lantaran warga tak mengizinkan truknya lewat di jalan yang melintasi permukiman warga. Jadinya, agama di satu sisi dianggap sebagai jalan menuju kedamaian, agama melalui pemukanya, menjadi alat kendali para pemeluknya. Di sisi lain, Pak Ismail memanfaatkan agama menjadi jalan untuk kepentingan bisnisnya.

Serta di dalam novel ini seperti novel yang lainya pasti berisi percintaan demikaengan novel ini, kisah ini bermula ketika Rozan mengantikan Guru Zaman mengajar anak pak Ismail, penampilan dia tidak sepeti santri lainya, dia tidak berpakaian dengan gamis dan peci layakna seorang santri, namun ia lebih suka dengan pakaian yang lebih modern yakni dengan celana jeans, kisah ini terasa seru bila di baca langsung, dan memang patut untuk di baca terlebih kita adalah masyarakat Kalimantar selatan.

        Mengenai judul Rumah Debu, sesungguhnya kita semua adalah bagaikan debu yang tanpa makna, sebab debu itu memiliki dua sisi ada kalanya untuk mensucikan dan mengotori bahkan bisa membuat bahaya bagi umat manusia.
 
Muh_Maskur89
Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar