Kenapa semuanya
dikatakan titipan?
Pasti semua orang
tau dengan orang yang berjasa bagi kita, ya walaupun ada sebagian oknum tidak
bertangung jawab yaitu Tukang Parkir.
Hidup ini alangkah
baikya berkaca pada tukang parkir tentu pada bagian tertentu saja kita bisa
mencontohnya. Sebab contoh paling sempurna pada setiap agama memiliki
tauladanya masing-masing. Dalam islam sudah barang tentu adalah baginda
Rasulullah saw, sebagai contoh dalam
kehidupan, baik dunia maupun akherat.
Kembali pada tukang
parkir, dia menerima sagala jenis kendaraan untuk di jaganya. Mulai dari
sepeda, motor,mobil dari harga yang murah sampai selangit semuanya di terima
dengan lapang dada.
Sejauh mata
memandang banyak kendaraan yang
terparkir. Tugas dia hanya menjaga agar barang itu aman sampai sang pemilik
mengambil kembali. Cukup hanya membayar retri busi parkir yang tidak begitu
mahal kendaraan kita sedikit aman.
Kenapa sedikit
aman,… siapa yang tau hati manusia, manusia itu sendiri yang tau dan tentu
Tuhan juga tau.
Hal ini saya
rasakan juga untuk beberapa hari bagai mana rasanya naik motor punya kawan. Ceritanya
adalah dia pulang kampong beberapa hari dan motory dititipkan kepada saya.
Secara tidak
langsung itu berarti saya bisa memakainya sesuka hati, tentu dengan pemakaian
yang wajar. Jangan asal memakai tapi harus di jaga dan dirawat juga.
Untuk beberapa
hari yang lalu, motor itu telah mengantarkan aku kebeberapa tempat yang
bermanfaat, dan minimal bisa mengurangi masalah yang sedang aku hadapi untuk di
selesaikan.
Pagi ini yang
punya kendaraan datang. Maka berakhirlah masa pemakaianku dan saatnya kendaraan
itu kembali kepada pemiliknya. Kondisi awal begini dan akhir juga begini dan
itu semua aku terangkan, dan tak lupa ucapan terima kasih.
Kalo pengen ngaca
dengan hidup, kira2 begitulah. Tapi kalo hidup kita gak tau kapan kepastian
akhirnya. Dan itulah yang menjadi tantangan bagi kita dalam menhadapi dan
menyelesaikan masalah hidup. Semua punya kesempatan yang sama.
Semoga apa yang
dititipkan kepada kita bisa di jaga, di rawat dan di manfaatkan sebaik mungkin
agar di akhirnya terus mengalir kebaikan kepada kita sebagai pemiliknya.
Ingat, apa yang
kita miliki saat ini adalah hanya bersifat sementara suatu saat sang pemilik
akan mengambilnya kembali. Miliki dia sekedarnya, jangan sampai melupakan akan
sang maha Pemilik segala-galanya.
Demikian pula
jika ingin sesuatu, maka dekatilah yang Memiliki. Siapa? Tentu Allah sang maha
di atas segala maha, mitalah kepada-Nya apa saja. Yankin dan yakin apa yang
kita mita pasti akan dikabulkannya. Ingan usaha dan do’a, dua hal ini tidak
boleh dipisah.
By.Muh_Maskur89
0 komentar:
Posting Komentar