بسم
الله الر حمن الر حِيم
Dia
dan Jail
Suatu
malam seseorang terbangun dari tidur nyenyaknya. Ya terbangun begitu saja tada
sebab apa-apa. Sebelum tidur selalu ada was-was yang mengkhawatirkan dirinya
ini. Memang banyak permsalahan yang Dia hadapi baik financial maupun moral.
Kedua masalah ini selalu mendampingi jalan hidupnya bahkan semua manusia selalu
diiringinya.
Secara
finansial memang sangat terbatas. Sebagai seorang mahasiswa tentu sangat
pas-pasan ekonominya terlebih jika dia seorang anak petani. Lain halnya dengan
anak seorang pejabat ataupun pengusaha sukses.
Masalah
ekonomi merupakan masalah yang sangat serius bagi dirinya, sebab hidup di kota
besar terlebih di Banjarmasin memerlukan biaya yang tak sedikit. Selain
kebutuhan sehari-hari uang semester pun harus di bayar.
Namun
demikian Dia sedikit lega. Kira-kira pada tahun ajaran baru sekitar tahun 2010
lalu dia mendapat kesempatan menerima beasiswa Full dari dinas pendidikan pusat
untuk mengenyam pendidikan di perguruan tinggi dengan program S1. Beasiswa ini
sedikit banyak sangat membantu dia dalam menyelesaikan tangung jawabnya sebagai
penerima amanat dari rakyat Indonesia.
Beasiswa
tersebut dia terima setiap awal bulan. Berapapun uang yang di tangan baik
banyak maupun sedikit itu tergantu si pemegang uang. Jadi uang beasiswa
tersebut minimal, ya bukan minimal lagi, uang beasiswa tersebut sangat-sangat
membantu dan meringankan beban kuliah. Sebab jika tanpa dapat beasiswa tersebut
maka mustahil dia akan melanjutkan kuliah.
Masalah
yang kedua tak kalah pentingnya yang Dia hadapi adalah masalah mengendalikan
diri terutama mengenai hawa nafsu. Tak jarang orang terjerumus kelembah hitam
kelam karena tergiur kesenagan sesaat.
Sungguh
pagi yang indah nan sejuk. Pagi ini dia berencana untuk joggin sekedar
menyegarkan badan. Tujuannya yaitu Pasar Ahad. Ya Pasar Ahad, di sanalah tujuan
utama bagi sebagian warga kota Banjarmasin. Pasar yang rapai hanya pada hari
minggu dari pada hari-hari lain.
Pasar
Ahad letaknya di jalan A. Yani di Pal 7. Cukup jauh untuk menuju kesana kalau
lari terus kira-kira membutuhkan waktu sekitar 25-30 menit itu sekalian jalan
santai kalau capek lari.
Jalan
raya terlihat sepi oleh derua motor memekakkan telingga di hari biasanya. Pagi
ini suasana cukup lengang hanya ada sebagian motor dan mobil yang lalu lalang.
Minggu
ini tepat pada tanggal 24 Februari 2013 dia berjalan berdua dengan teman
seangkatan di kampus. Tadi malam kebetulan kawanya berkunjung ke Kosnya, hanya
sekedar iseng atau apa dia mengajak kawannya untuk jonging ke pasar Ahad. Cukup
lama dia tidak jonging, bilangnya sekalian cari keringat biar sehat.
Tepat
pada ukul 06:30 Dia dan temannya jalan meyusuri gang menuju jalan utama kota
Banjarmasin yaitu jalan A. Yani.
Ya
hanya sebagian mobil dan motor yang berlalu lalang. Dia dan Jail menyebrang
jalan. Jalan sebentar langsung star untuk jonggong.
Jalan
raya ini sudah di isi oleh sebagian pejalan kaki, sepeda, motor dan mobil, bahkan para pedangan sayur
tak ketinggalan. Begelantungan kerupuk di sepeda ontel dengan aneka bentuk dan
warna yang di bawa untuk di jual kepada pelangan.
Tidak
sengaja Dia bertemu dengan Ibu ternama di kampus yang kebetulan jalan santai.
Dengan modal komunikasi yang pas-pasan mencoba untuk akrab dengan Ibu, ya hanya
percakapan sekenanya saja sebab dia tidak pandai untuk mengolah percakapan atau
Ibu yang kaget kok ada laki-laki yang mau ngajak bicara, atau… ya masih banyak
pertanyaan yang berada di benaknya mengenai hal percakapan yang sebentar ini.
Dia
dan Jail terus berlari menyusuri jalan untuk menuju tempat yang telah di
tetapkannya.
Terlihat
dari kejauhan ada beberapa pasukan kuning, ya, Dia adalah pasukan yang membuat
kota Banjarmasin terlihat bersih dari sampah. Di beri juLukan pasukan kuning
karena memakai baju kuning. Hanya bermodal tenaga dan kerja keraslah yang
membuat mereka tetap hidup terlebih di kota besar seperti Banjarmasin. Sapu di
tangannya yang di gerak-gerakkan untuk menyapu sampah di sepanjang jalan yang
penuh dengan debu.
Mobil,
motor dan berbagai jenis kendaraan yang menghiasi indahnya jalan raya yang
menambah lengkapnya keindahan kota. Coba bayangkan jika jalan tidak ada mobil,
motor, sepeda, pejalan kaki, bemo, atau bahkan tidak ada pedangang kaki 5 apa
yang ada di di dalam benak pikiran kita???... ya sepi, sepi seperti malam. Malam
tanpa bintang, bulan dan meteor-meteor. Serta seperti sayur tanpa garam tersa
hambar.
Truk
berjajar bagaikan ular, dia kan berjalan mengikuti kepalanya. Ya, kepalanya
adalah SPBU. Tujuan truk itu antri adalah untunk mendapatkan bahan bakar untuk
kendaraan mereka. Antrian terlihat cukup panjang, jika di hitung mungkin ada puluhan yang antri.
Dia
dan Jail terus berlari dan berlari, entah apa yang di kejar. Menyalip dan
menyalip beberapa pejalan kaki lainnya tapan permisi. Ya memang tanpa permisi,
sebab mana ada namanya permisi di jalan raya kenal aja engak apalagi permisi
terlebih di jalan umum tentu hal itu tak wajar.
Bangunan
ruko berjajar di pingir jalan ada yang bertingkat dan ada juga yang biasa aja
yaitu pedagang kaki lima, dan tak ketinggalan para pedagang nasi kuning,
lontong dan lain sebagainya serta ada juga yang berjualan bengsin eceran.
Penjual bengsing eceran bisa menjadi solusi bagi siapa saja ketika tidak mau
antri untuk mendapatkan BBM di SPBU.
Jika
terus di telusuri apa yang di cari pasti ada di pingir jalan tanpa pergi
kepasar. Mulai dari jajanan sampai pakaiaan ada semua tersedia di pinggir jalan tinggal
kantong tebal atau tipis. Hehe,….
Kata
orang apa saja dapat di peroleh jika ada banyak uang di katong, tentu uang
sendiri bukan uang orang lain, hehe….
Ya,
semuanya bisa di dapat jika punya uang. Kendaraan, makanan, pakaian, semuanya
memerlukan uang untuk memperolehnya.
Tapi tidak semua hal bisa di peroleh dan di dapat dengan uang. Misalnya
kesehatan, kesehatan tidak bisa di beli dia harus di pelihara. Ya di pelihara
dengan cara olah raga salah satunya.
Kesehatan
akan bermakna jika kesehatan itu hilang dari manusia. Ketika sakit
semuannya akan terasa pahit. Makanan
enak takakan bisa masuk mulut yang terasa pahit. Jadi kesehatan harus di jaga.
Uang
memang menimbulkan kehendak yang luar biasa banyaknya. Jika pandai memanfaatkan
harta termasuk uang maka hidup akan bersahabat.
Jangan
sombong jika berlebihan harta, Jangan bersedih jika kekurangan dan mendapat
kemalangan, Manusia sepatutnya harus bersyukur terhadap apa yang telah ada
tanpa mengurangu usaha untuk merubah nasib menuju yang lebih baik.
Demikian
sekelumit mengenai apa yang saya tulis mengenai perjalanan singkat dia.
by.Muh_Maskur89
0 komentar:
Posting Komentar