Jendela
Cinta
Ada satu pertanyaan
yang mungkin jarang kita renungkan, pertanyaan itu adalah “Pernahkah kita
berpikir ketika kita asik memakan makanan yang alakadarnya kaegori kita dengan
memikirkan nasib orang lain?
Mungkin makanan yang
kita makan saat ini adalah makanan alakadarnya menurut kita tapi bagaimana
menurut orang di luar sana?
Kalau orang kaya
berkata dimana kita makan, tapi kalau orang miskin apa yang kita makan hari
ini.
Dari dua pernyataan
tersebut tentu sangat bertolak belakang. Memang di mana saja pasti ada dua
jurang pemisah antara yang kaya dan yang miskin. Orang kaya banyak uang
sehingga untuk makan saja milih-milih tempat.
Sedangkan orang
miskin makan harus usaha dulu, bukan di mana kita makan tapi apa yang kita
makan untuk hari ini. Bahkan ada hanya bisa makan untuk menganjal perut hari
ini dan besoknya puasa begitu seterusnya sampai nasib merubah dirinya.
Nasib memang
ketentuan Tuhan, bahkan ada sebuah hadist yang maksudnya adalah Tuhan tidak
akan merubah keadaan suatu kamun kalau Dia tidak mau merubah keadaanya sendiri.
Jadi untuk berubah tidak terlepas dari usaha manusia dengan menharap Ridha
Allah dalam setiap perilakunya.
So, untuk berubah
harus ada usaha yang membarengi untuk perubahan itu. Salah satu langkahnya
yaitu berbagi kebahagiaan dengan sesama. Sekecil apapun kebagahiaan itu jika di
bagi akan menjadi banyak, bahkan bisa membuat tali silaturrahmai semakin kuat
terjalin.
By.
Muh_Maskur89
0 komentar:
Posting Komentar